Narasita.com- DONGGALA, – Kepala Dinas Kesehatan Donggala, dr. Syahriar, menyoroti masalah serius terkait kekurangan alat pemeriksaan untuk Tuberkulosis (TB) di wilayah tersebut.

Ia mengungkapkan fakta bahwa saat ini Donggala hanya memiliki tiga alat pemeriksaan TB yang tersedia di tiga tempat layanan kesehatan utama, yaitu RS Kabelota, Pendatambu, dan Puskesmas Donggala.

“Tingginya angka kasus TB menunjukkan urgensi untuk meningkatkan upaya pengendalian dan deteksi dini penyakit ini. Dengan mengidentifikasi kasus-kasus TB secara dini dan menyediakan perawatan yang tepat, kita dapat memutus rantai penyebaran penyakit tersebut dan melindungi kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Oleh karena itu, perbaikan dalam ketersediaan alat pemeriksaan dan penanganan TB menjadi sangat penting untuk mengatasi masalah ini dengan efektif.”Jelasnya kepada media, Kamis(7/3/2024).

Berdasarkan informasi yang diperoleh, pihak Dinas Kesehatan bersama dengan Penjabat Bupati telah melakukan langkah-langkah advokasi di Kementerian terkait untuk meminta bantuan dalam menyediakan alat-alat pemeriksaan tambahan.

“Kami juga menyoroti perlunya alat-alat tersebut ditempatkan di pos-pos kesehatan yang terpencil, di mana akses terhadap layanan kesehatan seringkali sulit dijangkau oleh masyarakat,” ujarnya.

“Kasus TB di Donggala juga menunjukkan adanya fenomena Multi Drug Resistant (MDR), di mana pasien TB tidak lagi bergejala seperti pasien TB biasa, namun tetap dapat menularkan penyakit tersebut. Hal ini menjadi ancaman serius karena TB laten dapat berkembang tanpa terdeteksi dan menimbulkan risiko penularan yang lebih luas,” tuturnya.

Ia juga menekankan bahwa petugas kesehatan, terutama yang bekerja di laboratorium, menjadi salah satu kelompok yang rentan terhadap penularan TB. Oleh karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan rutin dengan menggunakan mantoux test, sebuah tes tuberculin yang memberikan informasi apakah seseorang positif terinfeksi TB.

Saat ini, penggunaan mantoux test terbatas pada balita, sementara untuk kelompok usia dewasa masih diperlukan lebih banyak upaya untuk mengidentifikasi kasus TB yang mungkin terlewatkan.

“Dengan adanya upaya advokasi dan kesadaran yang meningkat terhadap pentingnya deteksi dini dan pengendalian TB, diharapkan bahwa situasi kesehatan masyarakat Donggala akan membaik. Namun, peran semua pihak, mulai dari pemerintah hingga masyarakat, sangat dibutuhkan untuk mengatasi tantangan ini secara komprehensif dan efektif,” pungkasnya.