Narasita.com- Donggala – Dinas Kesehatan Kabupaten Donggala telah menginisiasi dua program inovatif, yaitu Pusat Pemulihan Gizi (TFC) sejak tahun 2010 dan Bank Gizi Desa yang diluncurkan pada tahun 2021. Kedua program ini terbukti berkontribusi signifikan terhadap penurunan angka stunting di daerah tersebut, mencapai sekitar 20%.

Kepala Dinas Kesehatan Donggala, dr. Syahriar, melalui Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Ilham, menyatakan bahwa pada tahun 2023, pihaknya berencana memperluas jangkauan layanan Bank Gizi Desa serta meningkatkan inovasi lainnya. “Tingkat kunjungan Posyandu saat ini masih sekitar 65,3%, yang menjadi tantangan bagi kami,” ujar Ilham Senin(15/4/2024).

Menurut Ilham, prevalensi stunting di Kabupaten Donggala pada tahun 2023 tercatat sebesar 20,5%.

“Data ini diambil dari Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI),” jelasnya. “Prevalensi ini diukur secara real-time berdasarkan jumlah balita yang menghadiri kegiatan Posyandu melalui pencatatan elektronik dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (E-PPGBM),” tambah Ilham.

Ilham juga mengungkapkan bahwa pada tahun 2023 terdapat sekitar 4.748 kasus stunting di Kabupaten Donggala. “Kasus tertinggi berada di Kecamatan Banawa, sementara yang terendah berada di Kecamatan Sirenja. Persentase stunting pada ibu hamil sendiri adalah 0,4%,” ujarnya.

Lebih lanjut, Ilham menjelaskan bahwa dari 26 lokus yang ada pada tahun 2023, terjadi penurunan jumlah penderita stunting di 15 desa, sementara 11 desa mengalami peningkatan kasus. “Peningkatan kasus tersebar di berbagai kecamatan seperti Labuan,” tutupnya.

Dinas Kesehatan Kabupaten Donggala terus berupaya mengatasi masalah stunting dengan berbagai inovasi dan program yang terfokus pada peningkatan gizi masyarakat. Dengan terus mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam kegiatan Posyandu dan memperkuat program yang ada, diharapkan angka stunting di Kabupaten Donggala akan terus menurun di masa mendatang.