narasita.com-PALU-Danrem 132/Tadulako, Brigjen TNI Dody Triwinarto memberi apresiasi atas pemancangan pondasi bangunan (groundbreaking) Masjid Raya milik Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah pada Jumat (9/2).
Masjid tersebut dibangun kembali pasca gempa 2018 September silam, sebagai salah satu program Pemerintah Provinsi Sulteng melalui Dinas Cipta Karya dan Sumber Daya Air yang ditargetkan selesai pada bulan Desember 2024 mendatang.
Danrem 132/Tadulako, Brigjen TNI Dody Triwinarto menyampaikan dukungan penuh terhadap pembangunan masjid tersebut. Menurutnya, pembangunan Masjid Raya akan menjadi simbol keberagaman dan toleransi di Provinsi Sulawesi Tengah.
“Saya sangat mengapresiasi inisiasi bapak Gubernur Haji Rusdy Mastura dalam memajukan fasilitas keagamaan untuk masyarakat,” tuturnya.
Sementara Gubernur Sulteng, H Rusdy Mastura dalam kesempatan itu mengatakan bahwa Masjid Raya merupakan simbol religius di Provinsi Sulawesi Tengah yang sebelumnya mengalami kerusakan parah akibat bencana alam gempa bumi 28 September 2018 silam.
Gubernur mengucapkan terima kasih kepada semua stakeholder yang terus memberikan motivasi sehingga Masjid Raya segera dibangun kembali dengan anggaran sebesar Rp 380 Miliar.
“Belum pernah ada sejarah APBD Sulawesi Tengah mengeluarkan uang sebesar 380 Miliar Rupiah untuk satu proyek,” kata gubernur.
Atas terlaksananya groundbreaking, Gubernur berharap pembangunan masjid selesai tepat waktu dan menjadi kebanggaan masyarakat Sulawesi Tengah.
“Saya usul agar masjid diberi nama Masjid Raya Fastabiqul Khairat,” pinta gubernur.
Hal itu dikemukakan, karena menurutnya Alkhairaat dilahirkan untuk menyinari masyarakat Sulawesi Tengah.
Atas terlaksananya groundbreaking, Gubernur berharap pembangunan masjid selesai tepat waktu dan menjadi kebanggaan masyarakat sulawesi tengah.
Sementara menurut Kepala Dinas Cipta Karya dan Sumber Daya Air Daerah (Cikasda) Sulawesi Tengah, Andy Rully Djanggola, Pembangunan kembali Masjid Raya Sulteng dengan kapasitas daya tampung hingga 10.000 jamaah, merupakan harapan masyarakat Kota Palu dan Sulawesi Tengah.
“Pembangunan Masjid Raya ini ditargetkan selesai dalam 439 hari terhitung sejak tanda tangan kontrak 20 Oktober 2023. Proyek ini menggunakan skema multi-years kontrak dan akan selesai sampai dengan 31 Desember 2024,” jelas Andy Rully Djanggola.
Ia menyampaikan pembangunan Masjid Raya tersebut dikawal dan dipantau oleh tim pendampingan proyek strategis daerah dan dipantau langsung dari tim KPK, Kejaksaan, Polda dan inspektorat.
Dalam pembangunannya, Masjid Raya melibatkan pekerja lokal dan pekerja luar Sulawesi Tengah, mulai dari pekerja teknis dan non teknis.
“Hari ini mungkin kalau dilihat itu hanya 50 orang bekerja untuk tahap persiapan. Tetapi nanti ada puncak itu sampai 500 orang. karena memang pekerjaan yang paralel dilakukan dan itu membutuhkan tenaga kerja. Selain ada yang drop-in dari jawa, juga ada yang direkrut dari tenaga kerja lokal,” tutur Rully.
Nampak hadir dalam acara tersebut, unsur Forkopimda Sulawesi Tengah, Wakil Walikota Palu, Kepala Kanwil Kemenag Sulteng, Rektor Untad, Rektor UIN Datokarama Palu, Rektor Universitas Alkhairaat, jajaran Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah dan panitia pembangunan masjid. (non)