Narasita. Com- JAKARTA – Dalam debat publik perdana Pilgub Sulawesi Tengah yang disiarkan langsung oleh Metro TV, calon gubernur Anwar Hafid menegaskan komitmennya untuk menerapkan sanksi tegas terhadap perusahaan tambang yang merusak lingkungan. Fokus utama pernyataannya mengarah pada aktivitas tambang di wilayah Morowali dan sekitarnya, yang dinilai merusak ekosistem, khususnya hutan dan sungai.

Tanggapan tersebut muncul merespons data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), yang menyebutkan bahwa lahan bekas tambang nikel dan emas menjadi penyebab utama kerusakan lingkungan di Sulawesi Tengah.

Anwar Hafid, yang maju bersama dr. Reny Lamadjido, menyatakan akan mengambil langkah konkret jika terpilih sebagai gubernur.

“Kami akan memperketat pengawasan tambang dan memastikan penerapan amdal (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) yang lebih ketat,” tegasnya.

Lebih lanjut, Anwar mengungkapkan rencananya untuk membangun pusat penelitian lingkungan di Sulawesi Tengah.

“Pusat penelitian ini akan memberikan rekomendasi untuk pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan,” katanya.

Dalam konteks penegakan hukum, Anwar Hafid menegaskan perlunya sanksi berat bagi perusahaan yang melanggar aturan lingkungan.

“Perusahaan yang tidak mematuhi kaidah pertambangan akan kami kenakan sanksi tegas, dan kami akan melibatkan seluruh pemangku kepentingan, termasuk LSM, untuk memastikan penegakan hukum berjalan optimal,” ujarnya.

Jawaban ini memperkuat komitmen pasangan Anwar Hafid dan dr. Reny Lamadjido untuk memprioritaskan kelestarian lingkungan serta memastikan kegiatan pertambangan di Sulawesi Tengah berlangsung dengan tata kelola yang baik dan sesuai regulasi. **