Narasita com- Jakarta – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) merespons pemberitaan tentang temuan residu pestisida yang melebihi batas aman pada anggur Shine Muscat yang beredar di Thailand.
Temuan ini dilaporkan oleh dua organisasi non-pemerintah Thailand, yaitu Thailand Pesticide Alert Network (Thai-PAN) dan Dewan Konsumen Thailand (TCC).
BPOM dalam penjelasannya seperti dilansir dari website resmi BPOM, pom.go.id menegaskan bahwa hasil pengujian di Indonesia menunjukkan anggur tersebut bebas dari residu pestisida yang dikhawatirkan.
BPOM menyebutkan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Badan Pangan Nasional dan Badan Karantina Indonesia untuk melakukan tindakan lanjut. Tindakan ini mencakup verifikasi kebenaran informasi, pengambilan sampel, dan pengujian laboratorium terhadap anggur Shine Muscat di berbagai wilayah.
Pengambilan sampel di beberapa titik masuk utama anggur Shine Muscat, termasuk wilayah Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Bandar Lampung, Makassar, Pontianak, dan Medan.
Pengujian dilakukan oleh Pusat Pengembangan Pengujian Obat dan Makanan Nasional (PPPOMN) BPOM menggunakan metode Gas Chromatography Tandem Mass Spectrometry (GC-MS/MS) yang memiliki sensitivitas mendeteksi residu pestisida Chlorpyrifos hingga tingkat sangat rendah (LOD 0.02 ug/kg, LOQ 0.07 ug/kg).
Hasil pengujian menunjukkan tidak terdeteksi adanya residu Chlorpyrifos pada sampel yang diambil.
Sebagai langkah lanjutan, BPOM mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dalam memilih pangan yang aman dan berkualitas. Mereka menyarankan agar konsumen selalu mencuci buah-buahan dengan air mengalir sebelum dikonsumsi, terutama jika dimakan tanpa dikupas, untuk mengurangi risiko paparan residu pestisida.
Selain itu, BPOM juga mengingatkan pelaku usaha termasuk importir, distributor, dan pengecer untuk mematuhi peraturan keamanan pangan yang berlaku.
Pihaknya akan mengambil tindakan tegas bagi pelaku usaha yang tidak mematuhi standar keamanan pangan sesuai peraturan yang berlaku.
BPOM berkomitmen memperkuat pengawasan pangan melalui kerja sama lintas sektor dengan pendekatan pentahelix yang melibatkan akademisi, pelaku usaha, masyarakat, pemerintah, dan media.
Melalui koordinasi ini, BPOM berharap dapat terus memastikan keamanan pangan di masyarakat demi kesehatan konsumen Indonesia.