Narasita. Com- Palu, – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Tengah menyampaikan bahwa kondisi Industri Jasa Keuangan (IJK) di wilayah Sulawesi Tengah hingga 30 September 2024 tetap stabil dengan kinerja yang memadai dan profil risiko yang terkendali.
“Industri jasa keuangan di Sulawesi Tengah mengalami perkembangan yang menggembirakan. Semua indikator utama perbankan mencatat pertumbuhan positif,” kata,Kepala.OJK Sulteng,Triyono Raharjo, Selasa (3/12).
Pada sektor perbankan, aset perbankan mencapai Rp73,58 triliun, tumbuh 18,39 persen secara year-on-year (yoy). Penyaluran kredit tercatat sebesar Rp57,26 triliun, meningkat 23,30 persen (yoy), sementara penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp36,05 triliun atau naik 14,74 persen (yoy). Loan to Deposit Ratio (LDR) tercatat di angka 158,24 persen, sedangkan rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) tetap rendah pada level 1,48 persen.
Kinerja perbankan syariah juga mengalami peningkatan signifikan. Nilai aset tercatat sebesar Rp3,36 triliun, tumbuh 17,07 persen (yoy), dengan pembiayaan syariah mencapai Rp2,98 triliun atau naik 15,95 persen (yoy). Penghimpunan DPK di perbankan syariah juga melonjak 32,14 persen (yoy) menjadi Rp2,22 triliun.
Komitmen mendukung usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) turut terlihat dari penyaluran kredit yang mencapai Rp17,54 triliun atau naik 14,49 persen (yoy), dengan kualitas NPL sebesar 2,56 persen, masih di bawah ambang batas 5 persen.
Pertumbuhan Positif di IKNB dan Pasar ModalKinerja IKNB juga mencatat tren positif. Perusahaan pembiayaan di Sulteng menyalurkan pembiayaan sebesar Rp6,80 triliun, meningkat 14,35 persen (yoy) dengan rasio Non-Performing Financing (NPF) sebesar 1,98 persen.
Dalam sektor pembiayaan peer-to-peer lending, outstanding pinjaman mencapai Rp461,12 miliar, tumbuh 68,15 persen (yoy), dengan tingkat wanprestasi atau TWP90 berada pada angka rendah, yakni 1,54 persen.
Sektor dana pensiun menunjukkan pertumbuhan aset sebesar 8,20 persen (yoy) menjadi Rp104,15 miliar, sedangkan total investasi meningkat 10,02 persen menjadi Rp102,14 miliar.
Di sektor pasar modal, jumlah investor terus meningkat signifikan. Hingga 30 September 2024, tercatat 139.488 rekening investasi, tumbuh 58,04 persen (yoy). Sebagian besar didominasi oleh rekening reksadana, yang mencapai 108.563 rekening atau 77,83 persen dari total rekening investasi di wilayah ini.