Narasita. Com- PALU – Bayu Bonso, Juru Bicara pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Tengah nomor urut 2, Anwar Hafid dan dr. Reny Lamadjido, menanggapi tuduhan yang dilontarkan oleh Umar Kei dalam video yang baru-baru ini viral. Dalam video tersebut, Umar Kei menuduh pasangan Anwar Hafid memprovokasi ketegangan antara calon gubernur nomor urut 1, Ahmad Ali, dan nomor urut 3, Rusdi Mastura (Cudi). Tim Anwar-Reny segera membantah tuduhan tersebut dengan tegas.
Bayu Bonso menjelaskan bahwa tuduhan ini tidak berdasar. Ia menyebut bahwa di lokasi kejadian, ada saksi yang dapat dikonfirmasi, yakni Muharam Nurdin, Ketua DPD PDI Perjuangan Sulteng, untuk memastikan bahwa Anwar Hafid tidak terlibat dalam provokasi.
“Pak Anwar tidak pernah membuat pernyataan yang bertujuan memecah-belah atau memicu konflik,” ungkap Bayu.
“Pernyataan Umar Kei yang menggiring opini seakan-akan paslon nomor 2 memprovokasi, sangat kami sesalkan. Kami berkomitmen untuk menjaga etika dalam berpolitik, dan pasangan BERANI tidak pernah menyebar fitnah apalagi memicu konflik antarcalon,” tegasnya.
Bayu juga menegaskan bahwa pasangan BERANI tidak melakukan pertemuan dengan Rusdi Mastura di luar lokasi debat sebagaimana isu yang berkembang.
Ia menekankan bahwa setiap interaksi antarcalon dilakukan secara terbuka dan profesional demi menjaga suasana kondusif dan damai.
“Pak Anwar sangat menghormati Ahmad Ali dan Rusdi Mastura sebagai saudara, serta selalu menjaga hubungan baik agar Pilkada tetap damai dan penuh persahabatan,” tambahnya.
Selain itu, Bayu mengingatkan seluruh pihak agar tidak menggiring opini atau menyebarkan berita hoaks yang bertujuan merusak elektabilitas Anwar Hafid, yang saat ini berada di posisi teratas berdasarkan berbagai survei.
“Kami mengimbau agar semua pihak lebih bijak dalam menyebarkan informasi, agar Pilkada ini menjadi ajang kompetisi yang sehat dan berkualitas,” ujarnya.
Tim Anwar-Reny menegaskan bahwa mereka menolak segala bentuk politik adu domba dan lebih memilih untuk berfokus pada kampanye yang mengutamakan persatuan dan integritas.
“Kami ingin pilgub ini menjadi momen yang membangun, bukan menghancurkan persatuan,” tegas Bayu.
Bayu juga mengimbau masyarakat Sulawesi Tengah agar tetap objektif dalam menilai calon pemimpin dan memprioritaskan visi, misi, serta program kerja yang ditawarkan.
Ia berharap klarifikasi ini menjadi dasar bagi masyarakat untuk menilai mana yang benar dan mana yang hanya berupaya memutarbalikkan fakta.
“Jangan biarkan politik merusak persatuan kita. Pilihlah dengan bijak untuk masa depan Sulawesi Tengah yang lebih baik,” tutup Bayu