narasita.com-PALU-Anggota DPD RI, Buya H Muhammad J Wartabone melaksanakan sosialisasi empat pilar berbangsa dan bernegara. Kali ini berlangsung di Jln H Ahmad Lagong No.33, Desa Kalukubula, Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Sabtu (4/5/24).

Kegiatan yang diawali dengan pembacaan dzikir dan doa bersama, serta lantunan Asmaul Husna itu dihadiri ratusan warga, baik dari Kota Palu, Kabupaten Sigi, bahkan ada yang datang dari Kabupaten Parimo, dan beberapa kabupaten lainnya, di Sulawesi Tengah (Sulteng).

Salah satu tokoh politik Sulteng yang akrab disapa Buya itu, menyampaikan bahwa sosialisasi empat pilar ditujukan untuk menjadi pengingat bagi masyarakat terhadap berbagai hasil putusan para pendiri bangsa, khususnya dari wilayah timur Indonesia.

Pada kesempatan itu, Buya MJW menyampaikan bagian dari isi empat pilar adalah menghargai para stakeholder pendiri bangsa ini, para pejuang bangsa yang kemudian membangun nilai-nilai perekat untuk menjaga NKRI.

“Cara menghargai para stakeholder para pendiri bangsa ini, para pejuang bangsa ini, dan kemudian kita membangun nilai-nilai perekat untuk menjaga NKRI,” kata Buya MJW.

Ia juga menyebut dalam waktu dekat pihaknya akan menggelar deklarasi pergerakan perempuan patriotik Indonesia, dan Barisan Generasi Merah Putih Sulawesi Tengah.

“Tujuannya, bukan semata-mata hanya ingin menghidupkan kembali atau memperkenalkan kembali tokoh-tokoh patriotik perempuan di masa lalu, seperti Raden Ajeng Kartini, tetapi di tanah Kaili ini ada juga perempuan patriotik Indonesia, yaitu raja Tatanga, yang ditangkap oleh Belanda dalam keadaan hamil, lalu dibuang ke Sukabumi dan sampai hari ini tidak ketahuan. Inilah yang kita mau angkat untuk menjadi spirit kita,” ujarnya.

Kata Buya MJW, pergerakan proklamasi kemerdekaan Indonesia lahir dari wilayah Sulawesi, sehingga bagian timur Indonesia sudah lebih dulu memproklamirkan kemerdekaan RI sebelum dideklarasikan oleh Presiden pertama, Soekarno.

“Bendera merah putih berkibar dari Timur Indonesia, yaitu Haji Nani Wartabone Tanggal 23 Januari 1942. Nah, Haji Nani Wartabone ini dia tidak terlibat sendiri, dia punya hubungan erat dengan Raja Tanjung Bulu di Tojo, Kaliolangi di Sojol, Karajalemba di Sigi, Datu Pamusu di Palu, Yoto Daeng Pawindu di Sigi, Gagaramusi. Yang jelas Indonesia bendera merah putih itu sebelum Soekarno di Jakarta. Tahun 1942 sudah berdiri di Gorontalo dan kemudian sudah berdiri di lembah Kaili ini tepatnya di Kaleke,” urai Buya MJW.

Peristiwa bersejarah itulah kata Buya yang menjadi motivasi sehingga ingin dimunculkan agar bisa membawa efek positif besar terhadap generasi di masa akan datang.

Nampak hadir dalam acara tersebut diantaranya Prof Dr H Djayani Nurdin, Ustad Sabri Maliki, Ketua Relawan Pusat Perempuan Patriotik Indonesia, Hj Sari Mutia Ningrum Toana, Ketua Relawan Wilayah Barisan Generasi Merah Putih Sulawesi Tengah Suradji Asro Abdul Faqih, sejumlah tokoh masyarakat dan tokoh perempuan. (non)