narasita.com-PALU-Bunda PAUD KB Nagaya Kotarindau, Dolo, Kabupaten Sigi, Sukriah, adalah salah satu dari guru yang kebetulan membawa anak-anak muridnya ke kebun anggur Kelompok Tani Duyu Bangkit di Kelurahan Duyu, Kecamatan Tatanga, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (6/2/24).

Sukriah mengaku senang setelah anak-anak berada di bawah tanaman anggur dan melihat langsung buah anggur berada di pohonnya. Menurutnya, kunjungan ke kebun anggur adalah salah satu pembelajaran kepada anak-anak yang masuk dalam tema berkebun.

“Temanya berkebun. Jadi anak-anak kami ajarkan berkebun di lahan mini yang ada di sekolah. Hari ini kami bawa mereka untuk berkunjung ke kebun buah,” ujar Sukriah.

Ia berharap dari hasil kunjungan itu akan menambah pengetahuan dan mendukung perkembangan anak terhadap metode pembelajaran yang diberikan sejak dini.

Dalam kunjungan tersebut, Alan salah pengelola kebun anggur Kelompok Tani Duyu Bangkit mengaku setiap harinya mereka mendapat kunjungan masyarakat ke kawasan tersebut.

“Ada yang datang sekedar berwisata, ada juga yang datang untuk membeli,” kata Alan.

Menurutnya, untuk sekali panen kebun anggur Kelompok Tani Duyu Bangkit bisa menghasilkan sebanyak 900 Kilogram buah anggur, baik dari buah tanaman impor maupun lokal, dari lahan berukuran 40 X 39 meter atau seluas 1.560 meter persegi tersebut.

Khusus di masa panen raya, tanaman anggur impor bisa menghasilkan 200 Kilogram buah. Sementara masa panen terjadi setiap empat bulan sekali, dengan harga jual untuk buah anggur lokal senilai Rp. 65.000 per kilogram dan anggur impor senilai Rp. 85.000 per kilogramnya.

Untuk masuk ke lokasi kebun anggur itu, pengunjung dikenakan tarif Rp.10.000 per orang, yang diperuntukkan buat pembangunan Masjid di Duyu sebagai sarana rumah ibadah bagi masyarakat sekitar.

Alan bersama rekannya Triono dan 22 petani anggur yang menjadi pengelola Kelompok Tani Duyu Bangkit, hampir setiap pekan juga menerima kunjungan dari berbagai sekolah yang ada di Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala, untuk melakukan wisata edukasi.

“Di sini anak-anak bisa melihat langsung tanaman anggur dan mencicipi buah anggur segar. Jika membeli, anak-anak juga bisa melihat cara memanen anggur, mulai dari petik, timbang, bayar,” jelas Alan.

Ia menyebut, buah anggur biasa terjual sekitar 20 hingga 50 Kilogram per hari dalam setiap kunjungan tamu. Kunjungan ke kebun yang juga mendapat bantuan bibit dan pupuk dari Dinas Pertanian Sulteng itu akan ramai di waktu akhir pekan.

“Kalau ramainya di hari Sabtu sore atau Minggu sore. Untuk hari ini hampir sekitar 50 Kilogram sudah terjual,” sebut Alan. (non)