narasita.com-PALU- Ribuan kaum muslimah dari berbagai Kota Palu, Kabupaten Sigi, Donggala, Parigi Moutong Memadati di Area Event Pantai Talise mengikuti segala rangkaian proses dzikir dan sholawat serta tausyiah,bertempat di Area Event Pantai Talise, Jalan Komodo, Kota Palu, Ahad (4/2).

Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPW) Washotia Nilam Sari Lawira di Palu, mengatakan dzikir dan shalawat tersebut bentuk syukuran atas Milad Ke-4 Washotia dan Milad Ke-12 PIB di Sulawesi Tengah.

“Hal ini suatu kebanggaan tersendiri karena menandakan bahwa masyarakat Sulawesi Tengah religius, mudah diajak untuk berbuat kebaikan bagi kemaslahatan umat Islam, ” Ucapnya.

Nilam berharap Nilam berharap dzikir dan shlawat yang dilakukan pada malam ini menjadi amal ibadah untuk umat Muslim.
 
Sementara Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Persaudaraan Indonesia Berzikir (PB-PIB) DR Muhammad J Wartabone mengatakan akan mendorong Sulawesi Tengah sebagai daerah serambi Haramai

“Kelahiran Wanita Sholawat Indonesia (Washotia) dan Persaudaraan Indonesia Berdzikir (PIB) sebagai upaya bersama untuk mengangkat nilai Sulteng adalah langkah positif. Semoga organisasi tersebut dapat memberikan kontribusi positif dalam memperkuat nilai-nilai spiritual dan persaudaraan di Indonesia dan di mata dunia.”Katanya.

Ia menegaskan keunikan dan kekhasan Sulawesi Tengah (Sulteng) dalam konteks nilai-nilai spiritualnya, yang berbeda dengan daerah-daerah lain seperti Serambi Mekah di Aceh dan Serambi Madinah di Gorontalo.

“Sulteng adalah serambi Haramain,” ucapnya.

Dijelaskan serambi Haramain bahasa Arab artinya Mekah dan Madinah. Berarti Sulteng memiliki keunggulan-keunggulan.

“Ada filosofi para orang bijak terdahulu mengatakan, bahwa individu boleh juara, tetapi kejuaraan selalu dimenangkan oleh tim.” Ujarnya.

Ia mengatakan, pembentukan kader-kader yang terlatih dalam konteks nilai-nilai spiritual dan budaya khas Sulawesi Tengah yang diangkat dalam sebuah organisasi, Dengan demikian, cita-cita untuk menjadikan Sulteng sebagai Serambi Haramain, dengan segala keunikan dan kekhasannya, bisa lebih terwujud.

“Insya Allah anak-anak muslim lahir di negeri ini (Sulteng) sekolah gratis di negara -negara Islam. Dan kemudian anak agama-agama lain, bisa sekolah di negara-negara mereka,”Jelasnya.

Ia juga memberikan contoh bagaimana keharmonisan masyarakat di Sulteng dengan segala perbedaan agama.

“80 persen umat Islam di Sulteng, tetapi kita memiliki identitas agama lain Kota Injil, tapi keutuhan, kebersamaan kita berdampingan saling menghormati. Inilah identitas Serambi Haramain,” tuturnya.(fdl).