Narasita. Com-Sigi- Sekolah Sukma Bangsa Sigi, di Desa Maku, Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah menggelar acara perpisahan siswa tahun ajaran 2024-2025. Kegiatan tersebut berlangsung di depan gedung Rektorat Sekolah Sukma Bangsa Sigi, Rabu, (28/5/25).

Kegiatan perpisahan yang merupakan tanda kelulusan untuk angkatan ke-2 bagi siswa-siswi SMP dan SMA Sekolah Sukma Bangsa Sigi, dihadiri orang tua siswa dan sejumlah tamu undangan, termasuk kehadiran Dewan Pengawas Yayasan Sukma, Syamsir Alam.

Ia mengaku bahagia atas keberhasilan dari kerja keras seluruh tenaga pendidik di Sekolah Sukma Bangsa Sigi, termasuk seluruh pihak yang telah berpartisipasi terhadap upaya pembinaan seluruh peserta didik.

“Apa yang kita saksikan hari ini, itu merupakan buah dari hasil kerja keras, baik itu dikalangan anak didik kita, siswa dan siswi kita, dan juga guru-guru, seluruh manajemen yang ada di Sekolah Sukma Bangsa Sigi ini,” aku Syamsir.

Menurutnya, tanpa kerja keras dan kerja sama, semua kegiatan yang terlaksana itu tidak akan memberikan hasil sesuai yang diharapkan. Syamsir menyatakan, pendidikan setiap tahunnya yang selalu punya tantangan tersendiri, harus menjadi kajian demi upaya perbaikan dan peningkatan, khususnya di Sekolah Sukma Bangsa Sigi untuk tahun ajaran mendatang.

Pada tahun ini, tercatat sebanyak 60 siswa yang lulus dan mengikuti prosesi pemasangan slempang serta menerima ijazah. Dari jumlah itu, sebanyak 28 siswa dari peserta didik di kelas XII dan 32 siswa di kelas IX. 58 diantaranya merupakan penerima beasiswa dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah, dan 2 siswa merupakan siswa reguler.

Dalam pelulusan kali ini, 50% siswa eligible lolos pada SNBP di Universitas Tadulako.Sementara yang akan melanjutkan ke perguruan tinggi, ada 3 siswa kelas XII yang mendapatkan beasiswa untuk berkuliah ke Universitas Fajar di Kota Makassar.

Selain menggelar acara perpisahan, Sekolah Sukma Bangsa Sigi juga melaksanakan launching buku melalui video dan penganugerahan insan literasi yang dilakukan di sela sesi acara kelulusan.

Adapun nama-nama yang berhasil menjadi pemenang adalah
Riyan Setiawan Uki, Sufrida, Priltus Andronikus Lamonta dan Meldawati dari Sekolah Sukma Bangsa Sigi. Mereka mendapatkan piagam sertifikat serta hadiah uang tunai.

Sementara pemenang insan literasi dari Aceh masing-masing Azrifa Safiranda, Nailul Authar dan Muchlisan Putra dari Sekolah Sukma Bangsa Pidie. Putri Maulida, Rivanda, dan Mukhlisanur dari Sekolah Sukma Bangsa Bireuen, serta Gunawan, Azwar Anas dan Ikhwani dari Sekolah Sukma Bangsa Lhokseumawe.

Dihari yang sama Sekolah Sukma Bangsa Sigi juga menggelar Kenduri Buku Tahun 2025 di gedung DAK Sekolah Sukma Bangsa Sigi yang disiarkan secara live pada aplikasi youtube dan juga zoom meeting.

Dalam acara itu, Sekolah Sukma Bangsa Sigi menampilkan sebanyak 52 buku, yaitu 23 buku dari Sekolah Sukma Bangsa Sigi, Sulawesi Tengah, 10 Buku dari Sekolah Sukma Bangsa Bireuen, 12 buku dari Sekolah Sukma Bangsa Lhokseumawe, dan 7 buku dari Sekolah Sukma Bangsa Pidie, Aceh, yang ditulis siswa dan tenaga Non SDK Sekolah Sukma Bangsa.

Kenduri buku yang digelar pada bulan Mei memiliki makna penting bagi dunia pendidikan dan literasi di Indonesia. Hal itu ditandai dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional pada 2 Mei dan diikuti dengan Hari Buku Nasional yang jatuh pada 17 Mei.

Momentum itu menjadi dasar pelaksanaan kegiatan Kenduri Buku dengan tema Merawat Kearifan Lokal Melalui Kata, sebuah acara peluncuran buku yang secara rutin dilaksanakan oleh Sekolah Sukma Bangsa di empat lokasi berbeda.

Pada tahun ini, pelaksanan Kenduri Buku Ke-4 dipusatkan di Sekolah Sukma Bangsa Sigi. Kenduri Buku bukan sekadar acara seremonial, melainkan simbol nyata kepedulian terhadap dunia literasi, sekaligus upaya membangun peradaban serta mempertahankan kearifan lokal.

Dari 23 judul buku hasil karya siswa Sekolah Sukma Bangsa Sigi, ada dua buku yang dibedah pada kegiatan tersebut, yakni buku berjudul Tradisi Tak Tertulis: Warisan yang Hidup di Antara Kita, yang ditulis siswa Kelas XII Rego, serta satu buku berjudul Ritus dan Kearifan: Warisan Budaya Tanah Kaili, yang ditulis Siswa Kelas XII Torompio.

Tiga narasumber yang dihadirkan untuk mengkaji dan memberi masukan bagi kedua buku tersebut adalah Dekan Fakultas Sastra Universitas Alkhairaat Syamsuddin, Penggiat Literasi dan Sejarawan Jamrin Abubakar dan Kabid. Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sigi Moh. Nawir Dg Mangala.

Menurut Dewan Pengawas Yayasan Sukma, Syamsir Alam, penerbitan buku yang kemudian dilaunching secara bersamaan adalah upaya membangkitkan kepercayaan anak didik, sehingga diharapkan bisa menjadi semangat untuk terus berkarya.

“Ini langkah awal kita ke depan, bagaimana kita bisa membantu anak-anak didik kita semakin senang membaca dan menulis, sehingga ini diharapkan bisa mencapai pendidikan yang lebih baik kedepannya,” tandas Syamsir.