Narasita.com- Palu, — Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Sulawesi Tengah bersama lembaga Kemitraan mendorong aksi nyata mitigasi dan adaptasi perubahan iklim di tingkat desa.
Upaya ini dilakukan melalui kegiatan sosialisasi dan peningkatan kapasitas masyarakat yang dilaksanakan di Hotel Rama, Palu, pada 16–17 Mei 2025.
Kegiatan yang merupakan bagian dari program Results-Based Payment (RBP) Green Climate Fund (GCF) REDD+ Sulteng ini diikuti sekitar 40 peserta dari 20 desa serta perwakilan DLH dari 13 kabupaten dan kota se-Sulawesi Tengah. Program tersebut disalurkan melalui Kemitraan dan didukung Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH) Provinsi Sulawesi Tengah.
Tim ahli DLH Provinsi, Abdul Rauf, menjelaskan bahwa partisipasi semua pihak menjadi kunci dalam upaya pengendalian perubahan iklim, dengan masyarakat sebagai aktor utama dalam proses adaptasi.
“Strategi mitigasi fokus pada pengurangan emisi dan penguatan serapan karbon, sementara adaptasi mencakup sektor pertanian dan ketahanan pangan seperti penggunaan varietas tanaman yang tahan terhadap perubahan cuaca serta sistem tumpangsari,” ujar Rauf.
Ia menambahkan, praktik mitigasi sejatinya telah dikenal sejak lama dalam bentuk pengetahuan lokal dan kebiasaan tradisional yang mengedepankan gotong royong.
Komitmen nasional dalam pengurangan emisi karbon tercermin dalam Perjanjian Paris yang telah diratifikasi melalui Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2016. Dalam perjanjian itu, Indonesia menargetkan penurunan emisi sebesar 29 persen secara mandiri dan hingga 45 persen dengan dukungan internasional.
Di tingkat daerah, Sulawesi Tengah telah menunjukkan langkah konkret melalui skema REDD+ yang menitikberatkan pada pengurangan emisi gas rumah kaca akibat deforestasi dan degradasi hutan.
Program Manager Kemitraan Sulteng, Edy Witjaksono, menyebutkan bahwa salah satu fokus program RBP adalah penguatan Program Kampung Iklim (Proklim) di bawah koordinasi DLH.
“Kegiatan ini merupakan langkah awal untuk memperkuat dan mengembangkan Proklim di desa-desa sasaran,” kata Edy.
Dari total 1.842 desa di Sulawesi Tengah, 20 desa yang hadir dalam kegiatan ini dipilih berdasarkan tingkat kerentanan tinggi terhadap perubahan iklim, mengacu pada Data Sistem Informasi Data Indeks Kerentanan (SIDIK) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).