Narasita com- PALU – Otoritas Jasa Keuangan Sulawesi Tengah (OJK Sulteng) menilai kondisi industri jasa keuangan di wilayah Sulawesi Tengah per 31 Desember 2024 tercatat stabil. Kinerja positif, likuiditas yang memadai, serta profil risiko yang terkendali menjadi sorotan utama dalam perkembangan sektor ini.
Kepala OJK Sulteng, Bonny Hardiputra, menyatakan bahwa “perkembangan industri perbankan, keuangan non-bank, dan pasar modal di Sulawesi Tengah tumbuh positif seiring dengan kegiatan edukasi, inklusi keuangan, dan pelindungan konsumen yang dilakukan secara berkelanjutan.”
Pada posisi 31 Desember 2024, seluruh indikator perbankan menunjukkan pertumbuhan year-on-year (yoy). Aset perbankan tercatat sebesar Rp79,06 triliun, naik 19,14 persen; penyaluran kredit mencapai Rp61,05 triliun dengan pertumbuhan 20,92 persen; serta penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp36,81 triliun dengan kenaikan 12,88 persen.
Kinerja intermediasi perbankan tetap tinggi dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 165,83 persen dan non-performing loan (NPL) terkendali di angka 1,43 persen.
Di sektor perbankan syariah, nilai aset tumbuh 16,23 persen menjadi Rp3,58 triliun. Pembiayaan syariah menunjukkan tren positif dengan peningkatan sebesar 15,13 persen mencapai Rp3,12 triliun, sementara penghimpunan dana pihak ketiga naik 14,14 persen menjadi Rp2,18 triliun.
Komitmen perbankan dalam mendukung usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) terlihat dari peningkatan penyaluran kredit ke sektor ini. Posisi kredit UMKM mencapai Rp17,83 triliun atau tumbuh 12,71 persen yoy, dengan kualitas kredit tetap terjaga karena NPL masih berada di angka 2,50 persen, jauh di bawah threshold 5 persen.
Di luar perbankan, sektor pembiayaan, dana pensiun, dan Lembaga Pembiayaan Pembiayaan Berbasis Teknologi Informasi (LPPBTI) juga menunjukkan kinerja positif. Penyaluran pembiayaan pada perusahaan pembiayaan meningkat 14,36 persen menjadi Rp7,05 triliun dengan Non-Performing Financing tercatat 1,82 persen.
Sektor dana pensiun juga mencatat pertumbuhan, di mana total aset tumbuh 5,14 persen menjadi Rp104,61 miliar dan total investasi naik 5,20 persen menjadi Rp102,52 miliar.
Dalam sektor pembiayaan peer-to-peer lending, outstanding pinjaman mencapai Rp491,83 miliar, naik signifikan 68,22 persen yoy. Selain itu, terdapat 153.189 rekening penerima aktif dengan tingkat wanprestasi (TWP90) sebesar 1,38 persen.
Pertumbuhan investor di pasar modal Sulawesi Tengah pun terus meningkat. Per 31 Desember 2024, tercatat sebanyak 150.660 rekening investasi dengan pertumbuhan 51,45 persen yoy. Dari jumlah tersebut, rekening reksadana mendominasi dengan total 116.462 rekening atau 77,30 persen dari keseluruhan rekening investasi.
Kondisi positif yang ditunjukkan oleh berbagai sektor jasa keuangan ini diharapkan dapat terus mendukung pertumbuhan ekonomi dan inklusi keuangan di Sulawesi Tengah ke depan.
OJK Sulteng optimis, dengan berlanjutnya upaya edukasi dan perlindungan konsumen, sektor jasa keuangan akan semakin kokoh dalam menghadapi dinamika ekonomi global