Narasita. Com- Palu, – Tim Hukum dan Advokasi pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Sulawesi Tengah, Ahmad H. M. Ali dan Abdul Karim Aljufri (BERAMAL), mendesak Sentra Penegakan Hukum Terpadu (Gakkumdu) yang melibatkan Bawaslu Sulawesi Tengah, Polda, dan Kejaksaan, untuk segera menyelidiki insiden yang terjadi dalam debat kedua Pilgub Sulteng di Hotel Best Western, Palu.
Ketua Tim Hukum BERAMAL, Salmin Hedar, didampingi oleh Sekretaris Tim, Isman, menyatakan bahwa insiden tersebut berpotensi mengganggu ketertiban demokrasi di Sulawesi Tengah.
Dalam pernyataan resminya, mereka menuding kandidat Anwar Hafid melakukan tindakan provokatif yang berujung pada penyebaran informasi tidak akurat dan memicu ketegangan dengan kandidat Rusdy Mastura.
Anwar Hafid dituduh “mengadu domba” Ahmad H. M. Ali dengan Rusdy Mastura melalui tuduhan adanya upaya intimidasi oleh pihak tertentu.
Tuduhan ini diperkuat oleh video klarifikasi Umar Kei, yang menyebut nama Anwar Hafid dalam konteks insiden tersebut. Video ini telah dibagikan Tim Hukum BERAMAL sebagai bukti tambahan.
Lebih lanjut, Tim BERAMAL membeberkan adanya pertemuan tertutup antara Anwar Hafid dan Rusdy Mastura di ruang tunggu Best Western sebelum Ahmad H. M. Ali hadir di lokasi. Menurut mereka, Anwar Hafid diduga masuk ke ruang debat tanpa izin resmi dari KPU, yang melanggar Standar Operasional Prosedur (SOP) debat.
Hal ini, ungkap mereka, memicu protes dari pihak pasangan calon 01.
Dalam video lain yang turut disebarkan Tim Hukum BERAMAL, terlihat momen saat Ahmad H. M. Ali hendak menyalami Rusdy Mastura.
Respons Rusdy yang menyebut nama “Anwar” dianggap mengindikasikan keterlibatan Anwar Hafid dalam peristiwa tersebut. Video ini juga dapat diakses melalui tautan yang disediakan oleh Tim Hukum BERAMAL.
Tim Advokasi BERAMAL menuntut Gakkumdu agar Bawaslu Provinsi Sulawesi Tengah segera menindaklanjuti laporan tersebut demi menjaga keamanan dan ketertiban Pilgub Sulteng.
“Kami berharap proses demokrasi di Sulawesi Tengah dapat berjalan lancar dan damai, tanpa ada provokasi yang memicu spekulasi negatif di masyarakat,” ujar Salmin Hedar.